Senin, 01 Juni 2009

About hamil anggur....

kasus yang menarik dari seorang wanita usia 34 tahun. Diterima di laboratorium PA organ uterus atau rahim yang berukuran 12x 12 x 8 cm. Permukaan luar licin, abu-kecoklatan. Pada pembelahan tampak massa coklat-kehitaman yang mengandung gelembung-gelembung.

Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan banyak villi khoreales avaskuler yang mengalami degenerasi hidropik dikelilingi sel-sel trofoblast. Dibagian lain tampak proliferasi sel trofoblat dengan inti besar dan hiperkhromatik, sesuai dengan trofoblast intermedier. Maka diagnosis, Mola Hidatidosa Komplit, Grade-2.

Apa dan bagaimana serta dampak lanjut dari kehamilan anggur atau Mola Hidatidosa yang di singkat dengan MH ?

MH dibagi atas MH komplit dan MH inkomplit atau partial. Pembagian ini berdasarkan gambaran mikroskopik dan kelainan khromosom yang terlihat.

Biasanya penderita mola adalah ibu-ibu yang berusia relatif muda di usia 20-30an tahun. Sebenarnya MH adalah abnormalitas dari placenta atau ari-ari bayi ditandai oleh pembengkakan struktur villi yang membentuk gelembung mola yang terlihat seperti gelembung buah anggur. Karena itu sering disebut kehamilan anggur, karena terlihat seperti setandan buah anggur yang biasa dijual di supermarket.

Masing-masing gelembung berdiameter1-30 millimeter dengan janin, tali pusat dan selaput amnion negatif atau tidak ditemukan.

Pada kehamilan anggur ini biasanya tidak ditemukan atau tidak dapat diidentifikasi adanya janin atau embryo. Rahim tampak membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan. Umumnya ibu hamil normal pada usia kehamilan 20 minggu, rahimnya akan membesar setinggi pusat. Pada MH, pembesaran rahim akan jauh lebih cepat.

Pada MH jumlah khromosom biasanya normal, yaitu 85% 46 XX dan 15% 46 XY. Peneliti dari Jepang Kiajii dan Ohama menemukan, bahwa didalam inti sel-sel trofoblast MH komplit, baik dari ras oriental maupun kaukasia mengandung hanya khromosom dari ayah/ paternal tidak ditemukan adanya khromosom ibu. Karena itu disebut mempunyai asal androgenik.

Hal itu disebabkan, terjadinya gametosis dan fertilisasi/pembuahan abnormal. Pada kasus khromosome 46 XX, terjadi pembuahan pada sel telur yang kosong oleh satu sperma haploid. Pada kasus khromosom 46 XY, terjadi pembuahan sel telur kosong oleh dua sperma haploid yang dilanjutkan kemudian melakukan fusi dan replikasi.

Jadi kelaianan primer pada MH komplit terletak pada sel trofoblast, sedangkan pembengkakan menyerupai buah anggur hanya fenomena sekunder akibat perubahan fisiologik yang dipicu oleh proliferasi sel trofoblast.

Frekuensi MH komplit dari berbagai belahan dunia, berbeda-beda. Di Amerika Serikat sangat rendah yaitu 1 dari 2000 kehamilan pada ibu muda dan sehat. Di Asia Tenggara (tidak termasuk Indonesia) angka kejadian MH komplit 4-5 kali frekuensi di USA. Berturut-turut frekuensi semakin tinggi sebagai berikut: di Mexico City (1:200), Filipina (1:173), India (1:160), Taiwan (1:125). Di Indonesia ternyata frekuensi MH komplit tertinggi diseluruh dunia yaitu 1:82 kehamilan.

Pada kehamilan normal, seharusnya kadar serum betaHCG mulai menghilang pada usia kehamilan 14 minggu. Sedangkan pada MH komplit, level betaHCG terus meningkat setelah usia kehamilan 14 minggu.

Seringkali ditemukan gejala keracunan hamil seperti : hipertensi, pembengkakan terutama di kaki dan albuminuria atau urine yang mengandung protein albumin.

MH komplit dapat berlanjut dengan berbagai kelainan yang lebih berat, seperti dapat terjadi kanker ganas, bahkan sangat ganas yang disebut Choriocarcinoma.

Karena itu, penderita MH komplit seharusnya dilakukan kuret beberapa kali, sampai rahimnya benar-benar bersih dari sel trofoblast yang abnormal. Dan juga sambil berbarengan di check kadar atau level atau titer serum beta-HCG sebagai counter check. Bila serum beta-HCG telah normal, barulah tindakan kuret dihentikan.

Ada literatur yang mengkaitkan ibu hamil dengan protein dalam darah yang rendah (hipoproteinemia) yang menjadi penyebab MH. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Sebab sel telur kosong bisa disebabkan oleh rendahnya kadar protein dalam tubuh ibu hamil, sehingga sel telur normal yang siap dibuahi tidak pernah terbentuk.

Hal ini perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang mencukupi, kalau bisa dengan jumlah sampel besar. Mumpung Indonesia menjadi juara satu di dunia dalam kasus angka tertinggi kejadian MH komplit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar