Rabu, 17 Juni 2009

Gangguan reproduksi pada pria...

Memang hambatan kesuburan pada pria umumnya baru terdeteksi setelah yang bersangkutan menikah sekian tahun namun tak kunjung dikaruniai momongan. Setelah menjalani pemeriksaan dengan saksama, barulah dapat diketahui kelainan yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah varises pada pria atau varikokel, istilah medisnya. Pada prinsipnya, varises adalah pelebaran pada katup-katup vena (pembuluh darah balik).

Umumnya, tampilan pembuluh darah yang berkelok-kelok dan menonjol berwarna kebiru-biruan ini banyak dijumpai di tungkai bagian belakang atau betis. Sementara pada pria, pelebaran vena ini juga mungkin saja terjadi di kantung kemaluan, yang merupakan lokasi pembuluh darah balik dari testis. Karena varises ini terjadi pada organ reproduksi, salah satu akibatnya adalah gangguan pada kesuburan pria. Pasalnya, melebarnya pembuluh darah di kantung kemaluan akan mengganggu fungsi testis sebagai "pabrik" sperma, baik dari segi jumlah maupun kualitas produksinya.

FAKTOR PENYEBAB

Sayangnya, sampai saat ini penyebab pasti gangguan varises pada pria belum diketahui. Namun beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai pemicunya:

* Faktor genetik

Orang tua dengan varikokel memiliki kecenderungan menurunkannya pada anak. Sejak lahir, anak-anak ini "mewarisi" pembuluh-pembuluh darah yang mudah melebar.

* Makanan

Beberapa jenis makanan dengan oksidasi tinggi akan merusak pembuluh darah. Contohnya adalah makanan yang diolah dengan cara dibakar.

* Suhu

Sudah bukan rahasia lagi jika suhu tinggi bukanlah hal yang "ramah" terhadap organ reproduksi pria. Para pria yang bekerja di pertambangan, juru masak profesional, atau mereka yang bekerja di tempat-tempat yang memiliki tingkat radiasi tinggi dan sejenisnya, merupakan kelompok yang riskan terkena varikokel. Soalnya, organ reproduksi mereka cenderung berada pada kondisi dengan suhu di atas rata-rata untuk jangka waktu lama.

Padahal idealnya, suhu testis adalah 1-2 derajat di bawah suhu tubuh. Suhu yang tinggi di sekitar testis dapat memicu pelebaran pembuluh darah balik di daerah itu. Awalnya, suhu tinggi ini amat berpotensi menurunkan kualitas sperma yang pada gilirannya akan meng­ganggu fungsi testis dalam menghasilkan sperma.

OPERASI SEBAGAI JALAN TERAKHIR

Seperti halnya varises yang terdapat pada organ-organ tubuh lain, jalan terakhir yang mesti ditempuh untuk "menyelesaikan" masalah ini adalah operasi. Namun sebelum menempuh tindakan ini dokter akan memastikan dulu seberapa besar pengaruh varises tersebut pada kesuburan pria yang bersangkutan. Seperti penjelasan di atas, faktor penyebab menurunnya kualitas sperma tidak semata-mata disebabkan oleh varises. Bisa jadi karena pengaruh makanan, kondisi hormonal, kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, adanya infeksi dan sebagainya.

Bila sudah dipastikan tidak ada masalah lain, dokter akan menentukan varikokel yang diderita pasien berada pada grade berapa. Penentuan ini penting untuk menentukan upaya selanjutnya:

- Grade 1 merupakan tahap awal terjadinya varikokel. Pada tahap ini umumnya tanpa gejala/tanda-tanda yang bisa terlihat jelas, kecuali melalui pemeriksaan dokter. Tak heran kalau pria dengan varikokel grade 1 biasanya tidak merasakan keluhan apa pun. Bahkan beberapa di antaranya malah tidak bermasalah dengan penantian hadirnya sang buah hati. Dengan kata lain, gangguan kesuburan akibat varikokel tidak terdeteksi sama sekali.

- Grade 2 bisa jadi bermasalah bagi pria yang satu namun tidak bagi pria lainnya. Ini mungkin saja terjadi bila kuantitas produksi sperma yang bersangkutan relatif banyak dan mencukupi, sementara kualitasnya pun relatif bagus. Kalaupun ada penurunan jumlah sperma akibat varikokel, misalnya dari 150 juta menjadi 100 juta, spermanya tetap bisa membuahi sel telur pasangannya. Sebaliknya, varikokel grade 2akan jadi masalah bila jumlah sperma yang bersangkutan memang kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Contohnya, bila produksi sperma si B hanya 25 juta. Munculnya varikokel tentu saja akan menjadi hambatan serius untuk membuahi sel telur pasangannya.

Secara umum, varikokel grade 2 belum bisa terlihat tanpa pemeriksaan dokter. Tebalnya kantong skrotum/buah zakar juga kerap menjadi faktor penghambat. Meski bila diraba dengan cermat, sebenarnya akan terasa vena yang menonjol dan berkelok-kelok. Beberapa orang mungkin mengiranya sebagai urat yang lazim terdapat pada testis.

- Grade 3 dan 4 bisa terlihat dengan mudah pada saat pria penderita berdiri. Pada kantong testisnya terlihat ada sesuatu yang bengkak yang jika diraba akan terasa seperti ada "gulungan" urat yang tidak teratur. Beberapa keluhan biasanya juga akan menyertai pria dengan varikokel grade 3 dan 4. Di antaranya rasa kemeng, sakit/nyeri di sekitar organ reproduksinya.

Bila varikokel yang diderita sudah mencapai grade ini, biasanya dokter akan menganjurkan operasi. Sedikit gambaran, tindakan operasi di sini adalah membuat sayatan kecil pada perut bagian bawah. Selanjutnya, pembuluh-pembuluh darah yang melebar tersebut akan ditarik dan "dikumpulkan" di satu tempat yang aman kemudian "dikunci" di situ dengan alat khusus. Operasi ini tentu saja akan membawa perubahan bermakna dalam hal penambahan jumlah sperma. Bahkan tidak berlebihan jika boleh disebut sebagai satu-satunya langkah penyelesaian.

FUNGSI SEKSUAL TIDAK TERGANGGU

Yang memberi angin segar, varikokel pada dasarnya tidak mengganggu kemampuan seksual pria. Jadi, kendati sudah divonis mengidap varikokel grade 4, pria yang bersangkutan tetap mampu menjalankan fungsinya sebagai laki-laki dengan baik. Sekali lagi, yang jadi masalah hanyalah hasilnya. Itulah mengapa dokter tidak akan "memaksa" seorang pria berumur 50 tahunan untuk operasi. Apalagi jika ia sudah punya 3 anak, tidak ingin punya anak lagi dan tidak ada keluhan sama sekali meski yang bersangkutan dinyatakan mengidap varikokel grade 4.
TIP SEPUTAR VARIKOKEL

Beberapa hal berikut amat disarankan untuk meminimalkan terjadinya varises pada pria yang bisa berlanjut pada gangguan kesuburan.

* Hindari berendam di air panas terlalu sering karena air panas bisa memengaruhi suhu di sekitar testis hingga merangsang terjadinya pelebaran pembuluh darah.

* Mereka yang mempunyai riwayat varikokel dalam keluarga dianjurkan mengenakan pelindung, semisal celana khusus untuk pria.

* Perbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan, seperti buah dan sayur.

* Sedapat mungkin hindari paparan zat kimia, listrik dan radiasi secara terus-menerus.

* Jangan kelewat sering menggunakan celana jins ataupun celana ketat.
BISA TUMBUH DI MANA SAJA

Memang ada beberapa tempat yang merupakan tempat "favorit" untuk "dijangkiti" si varises, di antaranya:

* Betis, yang umumnya terlihat membiru, menonjol dan berkelompok.

* Dubur, yang lebih dikenal sebagai ambeien atau dalam istilah medisnya disebut hemorrhoid.

* Lambung, yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan perdarahan yang keluar dalam wujud muntah darah.
PENYEBAB LAIN PENURUNAN KUALITAS SPERMA

* Infeksi tubuh

Secara umum infeksi dapat meningkatkan suhu tubuh. Baik infeksi yang terjadi di sekitar organ reproduksi maupun infeksi tubuh secara umum, seperti penyakit tifus dan sebagainya. Naiknya suhu tubuh ini dapat memacu pelebaran pembuluh darah balik pada organ reproduksi.

* Tekanan tinggi di sekitar perut

Pria dengan rutinitas sehari-hari yang menyebabkan tekanan tinggi di daerah sekitar perut pun bisa memicu munculnya varikokel. Jangan bayangkan hanya aktivitas fisik yang dilakukan para buruh kasar saja yang akan membuat tekanan di daerah sekitar perut jadi tinggi. Seorang penyanyi, bila teknik menyanyinya tidak benar pun bisa mengalami tekanan tinggi di sekitar perutnya.

Akan tetapi kecenderungan dari efek ini tidak bisa disamaratakan pada tiap pria. Soalnya, ada pria dengan gaya hidup tidak sehat semisal selalu berada di ruang dengan suhu tinggi pun ternyata tidak bermasalah. Sebaliknya, ada juga pria yang selalu menjaga kesehatannya secara umum namun tetap saja terkena varikokel. Dengan demikian, upaya yang bisa dilakukan adalah tindak pencegahan mengingat semua pria mungkin terkena.

Marfuah Panji Astuti. Ilustrator: Pugoeh

Narasumber:

dr. Indra G. Masyur, DHES, Sp. And.,

Ketua Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar