Kamis, 04 Juni 2009

Jika Aku Tak Kunjung Hamil....

Sehabis menikah, setiap bulan diisi dengan antisipasi untuk memiliki anak. Beberapa kali mencoba alat tes kehamilan dan harapan untuk melihat tanda positif. Namun lama kelamaan harapan itu mulai pudar seiring tidak penah adanya tanda-tanda berita gembira. Alat tes kehamilan menjadi benda yang menghabiskan uang karena tidak pernah membawa hasil. Bulan, tahun, "selamanya"....fisik, mental dan emosional terkuras sudah. Ke dokter menjadi langganan, dan hubungan seksualpun menjadi rutinitas tanpa arti, sementara keinginan memilki bayi makin besar.

Apa yang harus anda lakukan ketika tak kunjung punya anak?

-Kenali perasaan anda. Tak kunjung hamil sementara sudah mencoba dan dikelilingi pasangan lain yang sudah punya 2 orang anak pasti membuat frustasi makin meningkat. Namun jangan biarkan itu membuat hidup anda menjadi makin bermasalah. Tetap realistis dengan perasaan anda, namun cobalah untuk tetap bersukacita, tidak bersungut-sungut, dan berpikir positif. Ini adalah langkah pertama yang penting.

-Jangan pernah menjadi retak dengan pasangan. Banyak pasangan yang berakhir dengan perceraian ketika bertahun-tahun menikah tanpa dikaruniai anak. Padahal inilah kesempatan untuk semakin dekat dengan pasangan, semakin memberi dorongan satu sama lain, semakin intim, saling mendoakan, tidak saling menyalahkan dan mengharapkan mujizat bersama. Ketika nantinya badai ini berhasil dialami, hubungan anda dan pasangan pasti makin indah. Pertahankan komitmen berdua!

-Cari dukungan. Pengalaman orang lain, pengetahuan umum dan nasehat dari sekitar harus dijadikan masukan dan pertimbangan.

-Hindari stress. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, semakin stress maka tingkat kesuburan semakin kecil. Karena itu, jangan biarkan stress menghantui anda terus. Cari aktivitas yang membuat anda dan pasangan relaks dan bisa menikmati hari-hari berdua. Nonton, jalan-jalan, mendengar musik, adalah salah satu cara praktisnya.

-Selagi menunggu punya bayi, jangan menjadi sirik dengan mereka yang terlebih dulu dikaruniai anak. Justru ketika kerabat memiliki bayi, anda bisa ikut bahagia, cari tahu bagaimana caranya merawat kehamilan sampai kelahiran, dan ikut sesekali membantu baby sitting. Itu cara ‘latihan' yang baik.

-Ketahuilah bahwa anda tidak sendiri. Sebesar 10% dari pasangan mengalami masalah dengan kesuburan dan kehamilan. Kalau mereka bisa bertahan, anda juga pasti bisa.

-Introspeksi diri masing-masing. Dengan introspeksi diri, anda bisa mengatasi masalah ini dan membereskannya dengan lebih fokus pula.

-Hidup sehat. Ini adalah kesempatan untuk memulai hidup sehat. Sambil menunggu kehamilan, maka tidak ada salahnya anda dan pasangan menjaga kesehatan dengan hidup lebih disiplin dan baik dari sebelumnya. Ini adalah bukti kesungguhan bahwa anda rindu menjadi orang tua yang sehat dari bayi yang sehat pula.

-Tidak ada salahnya untuk alternatif. Selagi menunggu memiliki anak dari darah daging sendiri, tidak ada salahnya untuk mengambil langkah adopsi misalnya. Selain bisa menjadi bapak/ibu bagi anak yatim di luar sana, anda bisa latihan untuk menjadi ibu dan bapak yang baik. Tapi ingat, langkah alternative harus diiringi pertimbangan dan persiapan yang matang.

-Tetap usaha maksimal. Tunjukkan keseriusan hati anda untuk memiliki anak dengan usaha maksimal. Tetap periksa diri ke dokter, mengurangi kesibukan berlebihan. tetap berdoa, dan tentunya semakin mesra dengan pasangan. Kejenuhan adalah musuh anda satu-satunya.

-Beriman dan mengerti waktu Tuhan. Segala sesuatu ada waktunya. Kalau anda percaya bahwa Tuhan PASTI akan memberikan anak pada waktunya, maka bertahanlah dengan iman itu sampai anda melihat hasilnya. Pengharapan pada Tuhan tidak pernah mengecewakan.

-Yang paling penting, jangan pernah kehilangan harapan. Miracles still happen!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar