Selasa, 02 Juni 2009

peran zat gizi, vitamin dan mineral untuk kesuburan

Tanpa mengabaikan peran zat gizi lain, beberapa vitamin dan mineral sebaiknya menjadi perhatian Anda yang tengah merencanakan kehadiran sang buah hati. Ya, karena hampir semua vitamin dan mineral berfungsi sebagai ko-enzim (bertugas membantu kerja enzim) yang memungkinkan seluruh proses di dalam tubuh yang sehat berlangsung lancar, termasuk sistem reproduksi.

Sebenarnya, jika kita telah membiasakan diri berpola makan sehat dan bergizi seimbang, maka kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral tersebut bisa kita penuhi. Karena, tubuh kita hanya membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang relatif sedikit jika dibandingkan zat-zat gizi lain. Namun, perlu Anda tahu, vitamin dan mineral mudah hilang dalam proses pengolahan makanan.

Selain itu, mengingat proses mengoptimalkan fungsi sistem reproduksi butuh waktu, sebaiknya Anda mulai jauh-jauh hari sebelum merencanakan kehamilan. Berikut beberapa zat gizi dan sumber bahan makanannya yang sebaiknya diperhatikan.

1. Vitamin A. Vitamin yang biasanya dihubungkan dengan kesehatan mata kita ini, ternyata berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. Umumnya, vitamin ini “dibentuk” tubuh dari senyawa beta-karoten, yakni sejenis zat warna tanaman yang memberi warna kuning jingga pada buah, sayur dan bunga. Namun, untuk menghindari terjadinya “penumpukan” vitamin dalam tubuh, sebaiknya kita tidak mengonsumsi lebih dari 25.000 IU (International Unit) vitamin A per hari tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Sumber beta karoten antara lain hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak (misalnya makarel dan salem), asparagus, brokoli, wortel, mangga, ubi jalar merah, bayam, dan tomat.

2. Vitamin D. Kekurangan vitamin D dalam hewan percobaan akan menurunkan tingkat kesuburannya hingga 75%. Dalam penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa hal itu berkaitan dengan peran vitamin D dalam metabolisme kalsium di jaringan reproduksi. Mereka menyimpulkan, jika hasil tes tersebut diaplikasikan pada manusia, maka untuk mengoptimalkan kesuburannya, vitamin ini sebaiknya dikonsumsi setidaknya 4000 IU setiap hari. Perlu diingat, konsumsi vitamin D tidak boleh berlebihan dan harus di bawah pengawasan dokter.

Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari pagi. Selain itu, vitamin ini dapat diperoleh dari telur, mentega, margarin, minyak ikan, ikan tuna, ikan salmon, dan susu yang diperkaya vitamin D.

3. Vitamin E. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur. Pada sebuah penelitian, sekelompok laki-laki yang produksi spermanya tidak normal diberikan 150-300 IU vitamin E per hari selama 8-40 minggu. Hasilnya, banyak diantara mereka yang produksi spermanya menjadi normal dan berhasil membuahi sel telur istrinya.

Vitamin E juga dapat mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Selain itu, vitamin yang larut lemak ini juga membantu tubuh memanfaatkan vitamin A.

Sumber vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum (ada dalam bentuk minyak), padi-padian utuh, dan kecambah/tauge.

4. Vitamin B6. Salah satu vitamin B ini terlibat dalam banyak proses sistem reproduksi wanita. Kekurangan vitamin ini, antara lain akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon. Padahal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya, penting untuk terjadinya suatu kehamilan

Vitamin B6 juga dapat menurunkan kadar hormon prolaktin (hormon yang mempersiapkan wanita untuk menyusui). Perlu Anda tahu, kadar hormon prolaktin yang tinggi dapat mempengaruhi ovulasi (proses lepasnya sel telur), sehingga mencegah terjadinya kehamilan. Umumnya, wanita yang memiliki kadar hormon prolaktin tinggi akan diberi dokter vitamin B6 antara 100-800 mg per hari.

Sumber vitamin B6, antara lain ayam, ikan, ginjal, hati, telur, beras merah, kacang kedelai, gandum dan produk olahannya, kacang tanah, sayur kol, pisang, dan ragi. Vitamin ini juga terdapat dalam susu dan produk olahannya, serta daging, namun hanya sedikit.

5. Vitamin C. Dalam buku Overcoming Infertility Naturally karangan Karen Bradstreet (Woodland Books, 1995) disebutkan, sebuah penelitian menunjukkan laki-laki dengan masalah sperm clumping (mani yang kental) yang diberikan 500 mg vitamin C setiap 12 jam dalam 1 bulan, mengalami penurunan masalah ini dari 67% menjadi 11%. Asal tahu saja, bila prosentase ini lebih dari 20% maka dianggap infertil atau tidak subur. Bagaimana pada wanita? Vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur.

Selain itu, sebagai antioksidan (bekerja sama dengan vitamin E dan beta karoten), vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan). Radikal bebas dapat mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi, khususnya pada para pekerja keras dan mereka yang mengalami stres tinggi.

Sumber vitamin C antara lain jeruk, jambu biji, arbei, stroberi, pepaya, mangga, kiwi, gandaria, asparagus, brokoli, kembang kol, sawi, tomat, cabai merah, dan paprika (terutama yang merah).

6. Seng (Zn). Mineral ini berperan dalam pertumbuhan organ seks. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seng berperan penting dalam pembentukan sperma yang sehat. Perlu Anda tahu, sel sperma memiliki kadar seng yang tinggi dibandingkan sel-sel tubuh yang lain. Seng juga menunjang kesuburan wanita, khususnya jika dikonsumsi bersama vitamin B6.

Penyerapan seng dalam tubuh bisa terhambat oleh kopi dan makanan-makanan lain. Oleh karena itu, jika dokter memberi suplemen seng, kita dianjurkan mengonsumsinya di antara dua waktu makan.

Sumber seng antara lain pada makanan hasil laut (seafood), daging, jeroan (misalnya, hati), kacang-kacangan, padi-padian, biji-bijian (misalnya biji labu/semangka), produk olahan susu, ragi, dan telur.

7. Selenium (Se). Setengah dari kadar selenium dalam tubuh laki-laki ditemukan dalam cairan maninya. Karena itu, mineral ini juga diduga berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual, dan ketidaksuburan.

Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari) untuk selenium adalah 70 mikrogram untuk pria 20-45 tahun dan 55 mikrogram untuk wanita pada usia yang sama (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998). Nah, mengingat rata-rata diet kita mengandung 20-60 mikrogram, maka ada “ruang” bagi kita untuk mengonsumsi suplemen selenium.

Sumber selenium antara lain beras, kuning telur, seafood, daging, jeroan, brokoli, bawang putih, tomat, ikan tuna, dan susu.

Tips menjaga kandungan zat gizi. Berikut beberapa kiat mempertahankan kandungan vitamin dan mineral dalam makanan/minuman yang akan kita konsumsi:
• Gunakan bahan makanan segar.
• Jangan biasakan menjemur atau menyimpan sayuran di tempat panas, sebelum mengolahnya.
• Olah sayuran dengan cepat, baik saat mengiris maupun mencuci.
• Jika terpaksa merendam, jangan terlalu lama.
• Masak sayuran dengan cepat dan gunakan sedikit air.
• Jangan menunda menyantap masakan terlalu lama setelah dimasak.
• Simpan sayuran dan buah segar di bagian yang terlindung dari cahaya dan cukup dingin di lemari es.
• Simpan susu di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya (jika susu di simpan di dalam gelas, vitamin D-nya bisa rusak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar