Sabtu, 06 Juni 2009

Siklus Haid Bermasalah....



Menstruasi merupakan proses alami pada setiap perempuan. Walaupun sudah jadi kodrat perempuan dan datang tiap bulan, tidak sedikit yang merasa tersiksa waktu menjelang atau saat menstruasi berlangsung.

Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh melalui vagina yang berasal dari dinding rahim, secara periodik. Proses dimulai pada masa pubertas dan merupakan salah satu penanda kesuburan seorang perempuan.

Meski demikian, tidak sedikit perempuan yang merasa tersiksa ketika menstruasi datang akibat rasa nyeri yang begitu hebat. Ketika haid, banyak kaum Hawa yang mengeluhkan rasa sakit di perut bagian bawah. Kadang meluas hingga ke pinggul, punggung bagian bawah dan paha, bahkan kaki bisa terasa pegal-pegal.

Rasa sakit ini juga bisa menjalar ke bagian kepala hingga menyebabkan pusing. Bahkan, ada wanita yang sampai pingsan karena tidak kuat menahan sakit bulanan.

Nyeri bervariasi

Nyeri haid atau yang dalam istilah medis disebut dismenore merupakan hal lumrah yang dialami banyak perempuan di dunia. Namun, ada pula yang tidak merasa sakit sama sekali, sehingga tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman. Tingkat nyeri yang dialami bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang hanya ringan, ada juga yang merasakan nyeri sangat hebat.

Ambil contoh kejadian yang dialami Siska. Karyawati swasta berusia 34 tahun ini selalu merasakan sakit yang sangat hebat ketika mendapat tamu bulanannya. Saking hebatnya, ia seringkali terpaksa tidak masuk kerja dan memilih beristirahat di rumah. "Sakit`banget. Kalau bisa memilih, lebih baik saya tidak mens lagi deh," ujarnya pasrah.

Lain dengan cerita Melanie. Gadis berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai desainer ini sama sekali tidak merasakan sakit ketika menstruasi. "Biasa saja. Tidak ada rasa sakit apa pun. Rasanya sama seperti sehari-hari saja," katanya enteng.

Ulah prostaglandin

Ada berbagai teori yang menjelaskan mengapa perempuan mengalami nyeri saat haid. Teori yang paling mendekati adalah yang menyatakan bahwa saat menjelang menstruasi, tubuh perempuan memproduksi suatu zat bernama prostaglandin.

Salah satu fungsi zat ini adalah membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda pada tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri ketika menstruasi.

Selain itu, prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim, sehingga menambah intensitas nyeri. Zat ini juga bekerja di seluruh tubuh. Inilah yang menjelaskan mengapa ada gejala lain yang menyertai nyeri ketika menstruasi.

Prof. DR. Dr. Biran Affandi, Sp.OG (K), FAMM, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengingatkan bahwa nyeri haid yang terjadi terus-menerus setiap kali haid sampai mengganggu kegiatan sehari-hari, bisa jadi merupakan tanda ada yang tidak beres pada rahim.

Hilang sendiri

Nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Pembagian ini didasarkan atas penyebabnya: apakah karena adanya kelainan pada rahim atau tidak.

Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi yang bukan disebabkan oleh kelainan pada panggul dan sekitarnya. Serangan nyeri ini bisa bersifat hilang timbul atau menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36 jam setelah menstruasi berhenti.

Dismenore ini terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi pertama dan mencapai klimaksnya pada saat perempuan berusia 15-25 tahun. Setelah itu, rasa nyeri akan menurun seiring bertambahnya usia dan menghilang dengan sendirinya setelah perempuan melahirkan. Meskipun sakit, dismenore tidak berbahaya, tidak juga menyebabkan gangguan kesuburan.

Karena Endometriosis

Apabila dismenore terjadi ketika usia sudah melebihi 20 tahun, masuk dalam kategori dismenore sekunder. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan kelainan yang berasal dari daerah panggul dan organ di dalamnya. Nyeri ini bisa terjadi seminggu sebelum menstruasi dimulai dan akan semakin kuat saat menstruasi. Namun, nyeri ini akan hilang setelah dua hari atau lebih setelah menstruasi berhenti.

Banyak kondisi kelainan yang dapat menyebabkan dismenore sekunder. Contohnya, bila menderita endometriosis, penyakit kandungan yang disebabkan tumbuhnya jaringan otot nonkanker sejenis tumor fibroid di luar rahim.

Endometriosis harus jadi perhatian serius kaum perempuan. Jika tidak diobati, endometriosis akan memengaruhi proses kehamilan. Banyak pengalaman menunjukkan, hampir 40 persen perempuan yang menderita endometriosis kesulitan mendapatkan keturunan.

Infeksi rahim, polip rahim, ataupun tumor pada rahim juga bisa menyebabkan terjadinya dismenore sekunder.

Kenali perubahannya

Untuk memastikan tipe dismenore, bisa dilakukan dengan pemeriksaan ginekologis. Dengan mengenali berbagai perubahan yang dialami, seperti jumlah dan lama menstruasi, sakit ketika berhubungan seksual, serta bagian tubuh yang sakit, dapat membantu dokter menentukan pemeriksaan dan penanganan yang paling diperlukan.

Setelah mengetahui jenis dismenore, dapat dilakukan pengobatan yang tepat. Kebanyakan perempuan dengan dismenore primer akan diberi obat antiperadangan bukan steroid (NSAID) yang menghambat produksi serta kerja prostaglandin.

Bisa juga dengan menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxenen yang dijual bebas di pasaran. "Meski obat ini dapat dibeli bebas, disarankan agar pasien berkonsultasi lulu dengan dokter," sebut Prof. Biran.

Sementara itu, dismenore sekunder ditangani dengan mengidentifikasi dan mengobati penyebabnya. Jika disebabkan endometriosis, yang harus dilakukan adalah menangani endometriosisnya agar nyeri bisa dikurangi.

Jika Perdarahan Tak Kunjung Henti

Dalam rentang 2-7 hari ketika menstruasi akan keluar volume darah total 20-80 cc. Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research, 18 persen wanita usia subur mengalami perdarahan tak normal. Darah haid yang keluar bisa lebih banyak dari biasa (menoragia).

Secara umum, menoragia dipicu oleh:

- Tidak seimbangnya hormon. Dalam kondisi menstruasi normal, kadar hormon estrogenn dan progesteron sesuai dengan kondisi dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah. Ketika terjadi ketidakseimbangan hormon, endometrium mengeluarkan darah lebih banyak.

- Penebalan dinding rahim saat hamil. Lapisan ini akan luruh setelah melahirkan.

- Polip. Benjolan yang tumbuh di dinding rahim akibat tidak seimbangnya hormon. Saat polip luruh, menyebabkan perdarahan relatif banyak.

- Penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Jika terlalu lama digunakan tanpa kontrol yang baik, dapat memicu perdarahan.

- Penggunaan obat-abatan-seperti antiradang.

- Kelainan pada uterus seperti tumor (mioma uteri), gangguan kontraksi, atau gangguan pelepasan lapisan endometrium saat haid.

- Disfungsi ovarium. Gagalnya proses pelepasan sel telur menyebabkan estrogen tidak seimbang.

Gejala menoragia yang mudah dikenali adalah darah keluar terus-menerus setiap beberapa jam, bahkan pada tengah malam. Darah kental yang keluarpun banyak. Selain merepotkan karena harus sering ganti pembalut, menoragia juga menyebabkan nyeri perut yang mengganggu.

Jika mengalami hal ini lebih dari tiga kali masa haid, segeralah ke dokter. Dokter akan memberikan zat besi dan obat pereda kram perut serta penghambat aliran darah. Terapi hormon juga bisa membantu. Tindakan yang bisa dilakukan sendiri adalah istirahat dan menghindari obat yang berefek pada pencairan darah seperti aspirin.

Praktis Atasi Nyeri Haid

• Kompres perut bagian bawah dengan botol berisi air panas (di bawah pusar) atau pinggang bagian belakang. Lakukan sambil berbaring, tetapi jangan sampai tertidur, agar air panas tidak melukai kulit perut Anda.

• Lakukan pemijatan secara lembut di sekitar perut bawah dengan gerakan memutar menggunakan ujung-ujung jari. Atau gosok daerah pinggang secara perlahan.

• Asup minuman hangat.

• Konsumsi makanan ringan, tetapi sering.

• Utamakan mengasup makanan kaya karbohidrat kompleks seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal.

• Hindari makanan tinggi garam, gula, alkohol, kafein.

• Perbanyak minum air putih.

• Berbaring dan ganjal kaki dengan bantal supaya posisinya lebih tinggi, atau tidur miring dan lutut ditekuk.

• Menungging, sehingga rahim tergantung ke bawah. Posisi ini dapat membantu rileksasi.

• Lakukan teknik rileksasi seperti meditasi atau yoga, atau bernapas dalam secara perlahan beberapa kali.

• Boleh menggunakan obat antiinflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen, tetapi sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.

• Konsumsi suplemen vitamin E, B6, dan magnesium, atau minyak ikan. Berdasarkan penelitian di berbagai negara Eropa, suplemen tersebut dapat mengurangi nyeri haid.

• Mandi air hangat, lebih nyaman jika ditambahkan terapi aroma yang berkhasiat menenangkan.

• Tidur cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan, sehingga sensitif pada rasa sakit.

• Lakukan olahraga teratur seperti jalan kaki. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin yang merupakan penawar sakit alami. Olahraga juga dapat mengurangi stres, sehingga dapat meredakan nyeri.

Siklus Haid Pengaruhi Kesuburan

Siklus haid atau menstruasi idealnya datang setiap bulan dengan rentang waktu antara 21 hingga 35 hari. "Kebanyakan perempuan memiliki siklus haid 28 hari," kata Prof. DR. Dr. Biran Affandi Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari FKUI.

Siklus yang normal cenderung menggambarkan organ reproduksi yang sehat. Sistem hormonalnya pun berjalan baik. Ini ditunjukkan dengan sel telur yang terus diproduksi dan siklus haid yang teratur.

Intinya, secara kasat mata fungsi reproduksi diyakini dalam kondisi sehat. Siklus yang normal ini juga mempermudah perempuan untuk menghitung masa suburnya, sehingga lebih mudah menentukan bila merencanakan kehamilan maupun menunda kehamilan.

Kenyataannya, tidak semua perempuan memiliki siklus haid yang normal. Banyak di antara mereka yang siklus haidnya tidak teratur atau tak memiliki pola waktu tertentu. Contohnya, siklusnya semula 30 hari, kemudian tidak mendapat haid selama satu bulan atau bahkan beberapa bulan. Keadaan ini bisa dikategorikan sebagai haid dengan siklus panjang.

Di sisi lain, ada juga perempuan yang dalam sebulan mengalami haid lebih dari sekali. Contohnya, haid terjadi pada tanggal 10, kemudian datang lagi pada tanggal 25 di bulan yang sama. Haid yang berlangsung kurang dari 21 hari dikategorikan sebagai siklus haid yang pendek.

Siklus pendek maupun panjang sama-sama menunjukkan adanya sesuatu yang tidak normal pada metabolisme hormonal tubuh. Dampaknya pun sama, perempuan jadi mengalami kesulitan untuk hamil.

Pada siklus pendek, sel telur tidak terlalu matang, sehingga sulit dibuahi. Sementara pada siklus panjang, sel telur jarang diproduksi, sehingga perempuan tersebut mengalami masa tidak subur yang panjang.

"Waspadalah jika mengalami siklus haid yang berubah-ubah. Bisa jadi ini mendatangkan masalah infertilitas," ucap Prof. Biran.

Kondisi ini umumnya diakibatkan oleh kondisi fisik dan psikis yang tidak stabil, misalnya kelelahan, stres berlebih, ataupun pola makan yang salah. Ketiganya sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan hormon tubuh.

Karena itu, untuk memperbaiki siklus haid sangat terkait dengan ketiga hal tersebut. Jika merasa sudah menjalani pola hidup sehat, tetapi masih saja mengalami gangguan menstruasi, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

"Siapa tahu ada penyebab lain yang tidak terdeteksi seperti polip atau penyakit lain,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar